Surat Cinta dari sang Mutarabbi




Selalu ada saja cara Allah menghadiahkan hidayah pada hambaNya.. 
Suatu ketika, aku menghadiri suatu kegiatan yang terlahir dari ide kreatif adik-adik tersayangku di Lembaga MAI alias Mentoring Agama Islam salah satu lembaga di Unit Kegiatan Mahasiswa Islam di kampus FKM yang diberi nama TORAJA. Dari namanya terasa berada di pulau Sulawesi yaa? Hehe. Tapi tenang dulu.. ini bukan acara adat atau sejenisnya. TORAJA singkatan dari menTORing Akbar lanJutAn. Acara luar biasa unik dan memang dikemas dengan sangat baik. Mulai dari materi, pemateri, sampai lomba yang diadakan juga cukup menguras airmata.

Lombanya sederhana memang. Lomba menulis surat cinta untuk kakak mentor. Tapi jangan tanya hasilnya... Masya Allah, luarbiasa...!! saya secara pribadi memberikan standing uplause sekaligus bersyukur kepada Allah karena telah menghadirkan adik-adikku stambuk 2011 di FKM ini. Kehadiran mereka sebagai tongkat estafet dakwah di FKM adalah sesuatu yang membahagiakan hatiku. Karunia Allah yang tak henti-hentinya aku syukuri.

Aku dan kedua lebah lainnya (winni_sri.red) diundang sebagai juri dalam acara ini. awalnya aku menolak, karena aku merasa tidak punya kemampuan sebagai juri. Tapi, setelah berdiskusi panjang lebar bahkan sempat pula di foto sama panitia *hehe, panitianya usil. Akhirnya kami memberi penilaian berupa skor. Jadi, masing-masing surat dibaca satu per satu, dan dinilai dari segi isi, tulisan, penampilan dan lain-lain yang berkenaan dengan itu.
Satu per satu kami membaca surat itu.. ada yang lucu, ada yang mengharukan, bahkan membuatku meneteskan airmata. *tissu mana tissuuu...

Pada sebuah surat aku terhenti. Kupandangi 1 surat yang terdiri dari 2 lembar kertas HVS itu. Awalnya aku tak tahu  siapa yang menulis surat itu, karena memang tidak ada nama penulisnya. Suratnya membuatku terenyuh. Subhanallah.. Allah punya banyak cara memberikan hidayah pada hamba yang dicintaiNya...
Surat ini benar-benar surat cinta dari seorang pecinta kebaikan, sang perindu kebaikan...
semoga Allah selalu mencintainya.

Medan, 6 April 2013
Assalamu'alaikum wr. wb
Kepada pementorku tersayang...
Semoga engkau selalu berada dalam lindunganNya. Izinkan aku, adik mentormu mengungkapkan sedikit perasaanku lewat kata-kata yang mungkin bagimu tidak berarti apa-apa, namun bagiku ini sungguh berharga.

Aku mengenalmu secara tak sengaja dan tak pernah kusadari sebelumnya. Tapi kehendak Allah ternyata tak bisa di duga dan ternyata lebih indah karena Dia memang tahu yang terbaik untuk makhluk-Nya. Kau dan aku, kita dipertemukan dalam sebuah lingkaran ini. Lingkaran yang selalu kunanti di setiap minggunya, lingkaran yang selalu kutunggu kehadirannya. Lingkaran indah yang bernama "mentoring"

Bersamamu, kau kenalkan aku dengan sesama teman yang ingin bergabung dalam lingkaran ini, yang sebelumnya tak pernah ku kenal dan sekarang bahkan lebih dari sekedar kenal. Terimakasih telah mendekatkan kami...

Bersamamu, kau kenalkan aku kembali tentang Allah dan rasul yang sebelumnya sempat terlupa, setelah aku terlalu sibuk dengan urusan duniaku sendiri. Terimakasih telah mengingatkanku...

Bersamamu, kau ajarkan aku kembali tentang islam sehingga membuatku semakin penasaran dan ingin terus belajar dan belajar tentang islam lagi sehingga aku bisa terus memperbaiki ibadahku...

Bersamamu, kau kuatkan aku di saat kau memberikan waktu untuk bercerita semua masalahku dan kau berikan solusi yang menyejukkan hatiku...

Duhai pementorku yang selalu kurindukan,
maafkan jika aku tak sengaja mengecewakanmu
mengatakan diriku sibuk ketika kau ajak untuk berkumpul
meminta izin pulang cepat ketika mentoring kita sedang berlangsung
atau sama sekali tidak memberi kabar dan tidak membalas smsmu atau tidak mengangkat telponmu...

Tapi inilah aku,
Adik mentormu yang nakal tapi sebenarnya selalu ingin diperhatikan
adik mentormu yang masih malas beribadah tapi sebenarnya ingin sesoleha dirimu, ingin hafalannya bisa banyak sepertimu...
dan adik mentormu yang berharap bisa sepertimu dan menggantikanmu.
Jadi, tolong tetaplah bersabar menantiku hingga akhirnya kau berkata
"Selamat jadi pementor ya dek.."

Oh pementorku, semoga Allah yang membalas semua ketulusanmu...

Wassalam
adik mentormu :)

Berderai airmataku membacanya.
Betapa berharganya duduk melingkar itu.
bukan sekedar duduk dan berbincang, tapi ada energi positif yang menyentuh dan mengetuk setiap dinding jiwa yang hadir. mengelus dengan lembut, perlahan, menghapus bintik-bintik noda yang berkarat di hati, menggantinya dengan cahaya hidayah. Ya, cahaya yang perlahan menghantarkan pemilik jiwa pada hakikat hidayah yang sebenarnya.

surat cinta ini benar-benar menyadarkan bahwa menjadi pementor itu butuh kesabaran ekstra, sangat ekstra. Bilalah sang adik mentee tak pernah hadir, bilalah sang adik mentee tak pernah membalas sms, bahkan tak pernah mengangkat telpon tak benarlah bila langsung berspekulasi bahwa mereka tak butuh mentoring ini, tak suka mentoring ini... 
tapi mungkin mereka sedang berperang dengan hatinya... berikan mereka waktu, berikan mereka perhatianmu. Berikan mereka sedikit waktu walau hanya sekedar duduk-duduk di taman USU sambil memakan ice cream yang kau beli. Berikanlah mereka waktu untuk curhat tentang apa yang ada dalam benaknya mengenai mentoring ini. Berikanlah mereka waktu untuk berkeliling kota Medan ini dan berfoto bersama mereka agar mereka tak merasa mentoring ini adalah sebuah pengekangan terhadap jiwa muda mereka. Itulah sebenarnya yang mereka butuhkan. Karena hidayah datang bukan karena dipaksa. Tapi karena kelembutan hati menerimanya.

Sekarang, penulis surat cinta ini telah menjadi seorang pementor. dan bolehkan aku sekarang berkata, 
"Selamat jadi pementor, adinda...:* Terimakasih atas surat cintamu yang indah ini. Semoga ia selalu menjadi penyemangat untukku. Dan semoga kita selalu istiqomah di Jalan ini."

Salam mahabbah dariku untukmu, adinda Ratna Juwita Sari..

2 comments on "Surat Cinta dari sang Mutarabbi"

Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Silahkan tinggalkan jejak anda di sini :D