Yang Seharusnya Menyembunyi Dari Kita




Nabi SAW bersabda "Beruntunglah orang-orang asing." 
Mereka bertanya, “Rasulullah, siapa orang-orang asing itu?”
Rasulullah menjawab “Mereka yang bertambah keimanan dan ketaqwaannya sementara orang lain berkurang keimanan dan ketaqwaannya.”

Mereka disebut Ghuraba. Mereka berjumlah sedikit di antara manusia yang banyak. Karenanya kita mungkin tidak mengenal mereka. Mereka adalah orang-orang yang sangat tergugah dengan sabda Rasulullah 

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa, yang kaya (mencukupkan apa adanya) dan yang beribadah sembunyi-sembunyi."

Tentu saja semasa hidup, mereka bukan orang yang dipandang sebagai manusia hebat, bukan pula orang yang menerima penghargaan karena kebaikan. Itu karena mereka tidak berharap pujian dan penghargaan dunia. Mereka justru memelihara amalnya agar tetap terpelihara dalam ruang-ruang hati mereka dan Allah.

Seperti, Ali bin Husain yang memanggul karung berisi gandum di atas pundaknya di malam hari. Ia membagi-bagikan gandum itu di depan rumah-rumah orang miskin, dan tak ada seorangpun yang tahu. Ia berkata pada dirinya sendiri "Sedekah pada malam yang pekat memadamkan kemurkaan Allah."

Penduduk madinah setiap hari selalu menjumpai kiriman gandum di depan rumah mereka tanpa tahu siapa yang memberinya. Hingga suatu ketika, kiriman makanan itu berhenti setelah Ali bin Husain meninggal. Ketika ia meninggal didapati bekas di pundaknya karena memikul karung pada malam hari ke rumah-rumah orang miskin. Subhanallah. Semoga Allah merahmatinya.

Betapa mulianya sikap Ali bin Husain. Menebar kebaikan tanpa ingin diketahui oleh orang lain. Bekas hitam di pundaknya yang berbicara bahwa dialah orang yang selama ini rajin bersedekah. 

Semoga kita dikaruniakan oleh Allah sebagai orang yang mampu menjaga amal-amal shalih kita dan mampu melindungi dari harapan ingin diketahui oleh orang lain. Ini bukan berarti semua amal-amal shalih harus disembunyikan. Karena sesungguhnya ibadah yang dirahasiakan dan disembunyikan itu untuk memperkaya ruhiyah kita agar lebih kokoh, lebih ikhlas dan lebih tegar. Lillahi Ta'ala. Sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh pesona dan gemerlapnya dunia, atau sekedar mendapat pujian dari manusia.

Menyembunyikan amal shalih. Inilah ibrah berharga yang kita dapatkan dari kisah Ali bin Husain. Merahasiakannya agar hanya Allah saja yang tahu karena kita seringkali tertipu oleh keadaan kita sendiri. Kita merasa cukup dengan hanya mendapat pujian dari orang lain, merasa sudah baik hanya karena dianggap sudah baik oleh orang lain. Padahal kita sama sekali tidak tahu bagaimana amal-amal kita yang dipuji itu di hadapan Allah. Apakah Allah menerimanya atau tidak.

Semoga kisah Ali bin Husain ini, melekat kuat di hati kita agar kita tidak lagi dengan sengaja mengumbar amal-amal shalih yang telah kita lakukan pada orang lain ataupun menuliskannya di jejaring sosial yang saat ini sedang marak dilakukan banyak orang.

Sekali lagi, bukan berarti kita tak boleh mempublikasikan kebaikan-kebaikan yang bernilai islam pada orang lain tetapi kembalikan pada niatan kita melakukan hal itu. Apakah memang ingin berdakwah atau ingin dipuji?

Wallahu a'lam Bishawab.


Cahaya Surga, 7 Ramadhan 1435 Hijriah
(Referensi : Buku Mencari Mutiara di Dasar Hati : Mumammad Nursani)
Buku ini recomended buat dibaca! :)

2 comments on "Yang Seharusnya Menyembunyi Dari Kita"

Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Silahkan tinggalkan jejak anda di sini :D