Melukis Pelangi di Langit Ramadhan



Belakangan ini, aku teringat dengan seseorang. Aku yakin ini bukanlah sebuah kebetulan, pastilah ada hikmah dari Allah di setiap kali Ia ingatkan kita pada seseorang atau sesuatu.
Kuraih laptop mungilku dan sejenak kemudian jemari sudah lincah menari di atas keyboardnya. Ada rindu yang menjelma di sudut hati. Rindu yang kemudian terangkai dalam bait-bait kata. Kuputuskan mengirimkan surat elektronik untuk dia.

 Your message has been sent.

"Kak, suratnya udah sampai dan udah dibaca. Di tengah kebimbangan dan keterpurukan hati, surat ini hadir menorehkan senyum. Suratnya sampai pada saat yang tepat.  Kok kakak tau sih adek sedang galau?"

Aku tersenyum. Inilah jawabannya, mengapa Allah menggerakkan pikiran dan hatiku untuk teringat pada seseorang.

"
Itu namanya kita satu hati dek, :)"

"Kak, adek gak seperti yang kakak harapkan :( Adek masih jauh dari kata baik dan belum punya tekad yang kuat untuk melakukan perbaikan :("

"
Semoga bulan Ramadhan kali ini menjadi momentum bagi kita untuk memulai kebaikan dan perbaikan dek :)"

"Hmm, adek punya pacar. Kakak tahu? Sudah 5 tahun kak, sejak SMA. Gimana menurut kakak?"

Sepertinya aku pernah dengar tentang ini.

"Menurut adek gimana... :)" 

"Adek tau kak, ini adalah hal yang sia-sia dan tentulah lebih banyak dosanya. Kadang, adek merasa gak nyaman dengan hubungan ini. Tapi adek belum siap untuk berpisah dengan dia. Waktu 5 tahun itu adalah waktu yang cukup lama. Adek belum bisa menghapus semuanya bila nanti harus berpisah."

"Alhamdulillah kalau adek merasa bahwa hubungan seperti itu adalah sebuah kesia-siaan. Jadi, tinggal menguatkan tekad saja. Tak usah terlalu takut untuk menghapus kenangan masa lalu, karena masa lalu adalah pelajaran berharga agar sukses mengarungi masa depan. Ambil saja hikmah dari hubungan itu. Bahwa, segala sesuatu yang diawali tanpa ridho Allah, tidak pernah berakhir baik dan tiada kebahagiaan di dalamnya. Pun bila merasa bahagia, itu bukan kebahagiaan yang hakiki selayaknya hubungan yang dihalalkan oleh Allah :)"

"Ia kak, akan adek pertimbangkan. Trimakasih kak atas nasihatnya. Adek sayang kakak :)"

Beberapa hari kemudian....

"Kak, adek dah putus. ini pasti keputusan yang benar kan kak? Tolong nasihati adek selalu kak, agar gak kesepian dan gak ada penyesalan karena udah mutusin dia. Adek takut merindukan dia di waktu-waktu luang adek."

Aku tak menyangka adik ini memutuskan hubungan itu. Karena mendengar ceritanya, cukup berat bagi dia memutuskan hubungan yang terbilang lama ini. Akupun tak terlalu memaksa karena semua harus hadir dari kesadarannya sendiri.

"Alhamdulillah semoga Allah menguatkan. waktu-waktu luang adek coba diisi dengan tilawah Al-Qur'an, In sya'a Allah lebih bermakna. Kadang kita perlu melepaskan seseorang agar kita yakin bahwa Allah tak pernah meninggalkan kita sejauh apapun kita telah lari meninggalkanNYA :)"

Segala puji bagi Allah yang memberi hidayah pada hati yang dikehendakiNya.
Kuatkan hatimu dek, selamat telah mengukir pelangi di ramadhan kali ini. Pelangi yang engkau lukis setelah  hujan datang menyirami hatimu :)

#Untuk saudari-saudariku yang masih tenang dan santai tanpa gelisah akan dosa dalam membina hubungan yang tak ada dalilnya sama sekali dalam al-Qur'an bahkan sungguh Allah tak menyukainya, bersegeralah mengetuk dinding jiwa mumpung sekarang bulan Ramadhan. Bulan di mana begitu besar pengampunan dari Allah bagi yang memohon ampun dan bertaubat dengan sebenar-benar taubat kepadaNya.

kalau kata ustad Felix Shaw "Udah Putusin aja!"

#tokoh-tokoh dalam cerita ini disamarkan dan alur ceritanya diubah seperlunya demi kebaikan. Yang terpenting ambil hikmahnya saja :D


Cahaya Surga


No comments on "Melukis Pelangi di Langit Ramadhan"

Leave a Reply

Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Silahkan tinggalkan jejak anda di sini :D