Aku dan Ayah part 1


Aku sangat dekat dengan ayahku, dia bukan hanya sebagai ayah untukku, tapi seperti sahabat tempatku bercerita panjang lebar, berdiskusi tentang banyak hal.
Sejak kecil, aku selalu kemana-mana bersamanya, mulai dari naik sepeda sampai naik motor kesayangannya. Dalam perjalanan, ia kadang bercerita tentang kisah hidupnya, kadang menasehatiku, atau sekedar mengingatkanku untuk selalu berzikir dalam hati.
Ayahku adalah sosok yang sederhana. Ia lahir dari rahim seorang ibu yang sederhana pula tapi luar biasa karena melahirkan seorang anak yang hebat seperti ayahku. Sejak SD ayah tinggal di rumah saudara di kabupaten. Ia merantau demi menuntut ilmu karena dulu belum ada sekolah dasar di desa kelahirannya. Tinggal di rumah saudara di usia semuda itu tidaklah mudah. Ia harus berpisah dengan ibu dan ayahnya, menjalani riak-riak kehidupan baru dan harus mampu mengurus dirinya sendiri. Tinggal di rumah saudara, tidaklah senyaman tinggal di rumah sendiri. Segala peraturan harus kita patuhi, dan tentu saja harus pandai membagi waktu antara belajar dan membantu pekerjaan di rumah. 
Tak jarang ayah disuruh menggembalakan kambing piaraan sang empunya rumah, menyapu lantai hingga memasak. Tentang memasak, ayah jagonya, aku senang sekali bila memasak berdua dengannya di dapur. Masakan ayah lebih nyammi dari masakanku.. *hehe. Tapi demikianlah hidup, manisnya terasa setelah berjuang. Salah satu dari hasil dari perjuangannya, adalah kami anak-anaknya bisa mengecap pendidikan sampai perguruan tinggi.
Aku banyak belajar pada ayah tentang kehidupan. Ayah bilang, kita harus berjuang untuk meraih cita-cita dan impian. Sekali gagal, tak masalah, Thomas Alfa Edison saja berkali-kali gagal tapi ia tak pernah menyerah sampai akhirnya ia berhasil dan hasi perjuangannya bisa kita nikmati sampai sekarang.

Tentang ayah, banyak yang ingin kutulis. Tak selesai sekali duduk di depan laptop biruku yang mungil ini.. Tapi tentangnya akan kutulis di sini.. walau harus per edisi. Aku ingin terus mengenangnya dalam goresan-goresan tanganku. Ku tak ingin ada kisah bersamanya yang tergerus waktu.

Ayah, semoga Allah menempatkanmu di tempat terindah milikNya, dan semoga kita bisa berkumpul kembali di SurgaNya.. Amin.

No comments on "Aku dan Ayah part 1"

Leave a Reply

Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Silahkan tinggalkan jejak anda di sini :D