Aku, Buku dan Ayah


Dia adalah inspirasiku.. Sebagian dari sifatya ada dalam diriku.
Kami berdua adalah pecinta buku. Hobi kami sama. Membaca dan menulis. Sejak aku kecil, aku sering lihat ayah membaca buku. Kalau sedang baca buku ia tak mau diganggu. Kalau sudah begitu, aku pun sibuk membaca. 
Setiap kali ayah pulang mengajar, pasti ada bahan bacaan yang dibawanya. Aku suka menunggu ayah pulang. Aku hafal betul suara sepeda motor bututnya keluaran tahun 80an. Kalau suara sepeda motornya sudah kedengaran, aku tunggu ia di depan pintu. Kusalam tangannya dan kuraih tasnya. Tergesa kubuka, dan kucari yang kuinginkan. Ayah suka melihatku rajin membaca, kalau ada uang, ayah membelikanku buku bacaan. Tempat kesukaan kami adalah toko buku. Kalau sudah di toko buku, bisa lupa waktu. Bahkan sampai lupa, tadi kesini sama siapa?? haha. Blok buku yang dituju pertama kali adalah : BUKU ISLAMI, kemudian berlanjut ke BLOK TOKOH.
Ayah suka menghadiahkan aku sebuah buku. Buku terakhir yang dibeli ayah untukku adalah ranah 3 warna. Sebuah hadiah yang bermanfaat. Aku jadi terbiasa memberikan buku pada sahabat atau adik mentee yang memperingati hari miladnya. Dan tentu saja, kalau aku yang milad, aku pasti minta buku sebagai hadiahnya. hehe. Buku terakhir dari Trilogi 5 Menara itu juga kudapat dari seorang adik yang baik hati. Ia memberikan buku Rantau 1 Muara itu sebagai hadiah miladku. Menyenangkan.
Bagi ayah, membaca buku membuka wawasan, kita bisa lihat dunia dari membaca, yang lebih hebatnya lagi dengan membaca kita bisa menaklukkan dunia ini. 
Semua itu membuatku gila dengan buku. Kemana-mana aku selalu bawa buku. Membaca buku di manapun. Ketika aku kuliah, aku semakin gila pada buku. Aku rela menyisihkan uang jajanku demi membeli buku yang sudah kutaksir sejak lama. Kalau teman-temanku rela menabung untuk shopping, aku malah rela gak punya baju baru demi sebuah buku. Kalau keuangan lagi seret, aku mensiasatinya dengan mengatur jadwal membeli buku. Beli buku ketika akan liburan, kan kiriman lagi banyak-banyaknya kalau mau pulkam. hehe. Dan ayahpun akan minta dibelikan buku sebagai oleh-oleh kepulanganku.Walaupun begitu, koleksi bukuku masih sedkit sekali, aku berharap yang baca blog ini bersedia menambah koleksi bacaanku. *ngarep.

Aku, buku dan ayah. Seperti 3 sahabat setia. Buku selalu ada bersama kami. Ketika suntuk, kami bunuh dengan buku, ketika ada uang, kami habiskan untuk buku.
Inilah kisahku, buku dan ayah.
Aku senang mengenang kisah ini.  

No comments on "Aku, Buku dan Ayah"

Leave a Reply

Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Silahkan tinggalkan jejak anda di sini :D