Jilbab Atiya


"Dakwah yang sampai ke hati itu luar biasa, menyentuh dengan kelembutan, tak ada paksaan.. Semua terjadi karena kesadaran.. Benarlah bahwa hidayah Allah bisa datang pada siapa saja, dengan berbagai cara yang tak terduga.."


Atiya adalah seorang gadis yang pandai. Selalu masuk 10 besar di kelasnya. Dia manis, baik hati tapi pendiam. Walau begitu dia yang paling hikmad mendengarkan setiap perkataanku.
Aku mengenalnya pertama kali di aula sekolahnya.. Ketika itu, pertama kali pula aku menginjakkan kaki di sekolahnya SMK FARMASI bernama PHARMACA, untuk menjalankan sebuah amanah baru.
Aku senang bertemu dengan adik-adik di PHARMACA, semangat mereka menggebu-gebu, wajah mereka lucu-lucu, tingkahnya seperti aku dulu.. :) 
Di awal pertemuan kami, mereka berjumlah 18 orang, aku tidak sebutkan semua nama mereka di sini karena bila masih ada waktu aku ingin tulis tentang mereka satu per satu.
Semua adik-adik dalam kelompok yang kami sepakat menyebutnya NCI (baca : en si ai) "Nongkrong Cari Ilmu" ini alhamdulillah memakai jilbab. Hanya Atiya yang tidak memakainya. Walau begitu, Atiya masuk dalam daftar adik-adik yang rajin datang NCI.. Makanya dari awal dia sudah mencuri hatiku, dan sungguh aku jatuh cinta padanya. Aku melihat diriku yang dulu dalam dirinya, pendiam dan lugu *hehe.

Setiap kamis, pukul 13.30WIB adalah waktu "nongkrong" kami. Setelah membuka pertemuan ini dengan bismillah dan melantunkan ayat-ayat cinta sang Pemilik Cinta, mulailah kami larut dalam pembicaraan yang hangat, mereka sangat antusias, kadang riuh, dan tak jarang rebutan ngomong. Kalau sedang tidak shaum, aku wajib bawa minum karena tenggorokanku akan kering kerontang menghadapi pertanyan-pertanyaan mereka. Tapi inilah yang ku nikmati di setiap pertemuan kami. Keributan mereka yang selalu kurindukan, kalau sudah bertemu mereka rasanya kembali muda *hehe, kembali semangat.

Pertemuan kami berlangsung beberapa kali, aku semakin bersemangat bertemu mereka, berdiskusi, bermain, tertawa... Banyak tema yang kami bahas dalam lingkaran ini, tentang pemilik alam semesta, tentang cinta, tentang ibu, tentang ukhuwah, tentang jilbab dan masih banyak lagi.

Beberapa minggu belakangan kami jarang bertemu, ku tahu itu salahku.  Aku terlalu sibuk dengan skripsiku. Sehingga setiap minggu aku mencari penggantiku, tapi mereka tak mau kalau bukan aku. Ahh, adik-adik aku merindukan kalian.

Akhirnya aku mencoba membagi waktu agar bisa bertemu dengan mereka, sungguh ukhuwah itu membuat rindu, rindu serindu-rindunya... obatnya hanya satu. BERTEMU. 
Satu hal yang membuatku sangat-sangat bahagia bahkan aku tak mampu menuliskannya dengan untaian kata, adalah ketika memasuki ruang kelas itu kulihat Atiya dengan sesuatu yang baru. Yaa, sesuatu yang indah membalut rambut panjangnya, sesuatu yang berwarna putih bersih menyempurnakannya sebagai seorang muslimah.. :) Alhamdulillah. Duh cantiknya!!
Jilbab itu.. jilbab yang kini kau kenakan membuatmu semakin manis. Atiya yang kukenal pendiam itu ternyata menyerap semua yang kusampaikan. Dalam diamnya ia merenung, dalam diamnya ia berazzam, dalam diamnya ia diam-diam beraksi. Talk less, do more. Itulah Atiya. Atiya, seseorang dari sekian banyak orang yang mendapatkan hidayah dari Allah, membuktikan bahwa siapapun bisa merengkuh indahnya kasih sayang Allah. Atiya, ia pula yang menyadarkanku bahwa tak ada yang instan dalam berjuang, butuh proses untuk melihat hasil dari sebuah perjuangan dakwah. 
Jilbab Atiya mengetuk pintu hatiku, seakan ia berbisik.. teruslah berjuang Rahmi, jalan masih panjang, masih banyak orang di luar sana yang ingin mendapatkan hidayah dari Allah.. :)
Ya I know road is long, may Allah make me strong.
Trimakasih Allah
Terimakasih Atiya.
Semoga kita terus istiqomah atas jalan yang telah kita pilih.

No comments on "Jilbab Atiya"

Leave a Reply

Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Silahkan tinggalkan jejak anda di sini :D