Warna-warni Kehidupan Muslim di Pulau Ombo Batu





Bismillahirrahmanrrahim..

Assalamu'alaykum, apa kabar kawan? di pagi Ramadhan yang menyejukkan hati ini semoga berkucur nikmat dari Allah untuk kita semua.

Bagaimana nuansa ramadhan di daerah kalian? saya ingin berbagi sedikit cerita tentang warna-warni kehidupan kami, umat muslim di pulau ombo batu alias Nusa Indah Andalan Sumatera (NIAS).

Nias secara keseluruhan merupakan pulau yang dikelilingi laut dan  luas daratannya 3.495,40 Km² atau 4,88% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara dan merupakan daerah gugusan pulau yang jumlahnya mencapai 132 pulau. Secara geografis, Nias terletak pada garis 0º12’-1º32’LU (Lintang Utara) dan 97º-98ºBT (Bujur Timur) dekat dengan garis khatulistiwa dengan batas-batas wilayah :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Pulau-pulau Banyak Provinsi Aceh
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Nias Selatan Sumut
Sebelah Timur : berbatasan dengan Pulau Mursala, Tapanuli Tengah
Sebelah Barat : berbatasan dengan Samudera Hindia.

(kita tidak sedang belajar geografi, hanya ingin memaparkan bahwa pulau Nias adalah bagian dari Indonesia dan tentulah ada di peta...silahkan dicek. hehehe)

Pulau Nias beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi yaitu mencapai 2.927,6 mm pertahun sedangkan jumlah hari hujan setahun 200-250 hari atau 86 %. Itulah sebabnya saya mencintai hujan :) Bahkan dalam skripsi saya, hujan adalah solusi yang saya tawarkan sebagai sumber air bersih masyarakat dikarenakan di desa  tempat penelitian saya itu sulit mendapatkan air bersih sebagai sumber air minum. Tempat tinggal penduduk desa yang banyak tersebar di pesisir pantai, menjadikan mereka sulit mendapatkan air minum yang bersumber dari dalam tanah. Pasalnya, air dari dalam tanah berasa asin karena dekat dengan laut.

Kondisi alam daratan Pulau Nias sebagian besar berbukit-bukit, terjal serta pegunungan. Akibat kondisi alam yang demikian mengakibatkan adanya 102 sungai-sungai kecil, sedang, atau besar ditemui hampir di seluruh kecamatan.


Secara singkat, seperti itulah kondisi geografi pulau Nias. Jika ingin tahu lebih lanjut, silahkan datang kemari :D

Pulau yang terkenal dengan keindahan pantainya ini, sekarang terdiri dari 4 kabupaten yakni kabupaten Nias, Nias Barat, Nias Utara, Nias Selatan dan Kota madya Gunungsitoli. Dan saat ini sedang digadang-dagang untuk menjadi Provinsi, berlepas diri dari Provinsi Sumatera Utara. Saya belum tahu pasti apakah hal ini nantinya akan memberi kemajuan bagi pulau Nias terutama bagi kami, penduduk muslim minoritas. 

Asal usul masyarakat Nias baru-baru ini diketahui berasal dari Taiwan. Hal ini baru terungkap setelah seorang ahli genetika, Manis van Houven melakukan penelitan. Houven mengambil sampel DNA dari 900 warga Nias. Hasil pemeriksaan menunjukkan ada kedekatan ke titik akurat bahwa orang Nias sangat dominan mirip dengan genetika orang Taiwan. (Selengkapnya boleh lah di baca di sini Asal-Usul Orang Nias Berasal dari Taiwan)

Bila dilihat secara fisik, hasil penelitian itu tidak mengherankan karena ciri khas orang nias itu berambut hitam, wajah berbentuk oval, berkulit putih, bermata sipit dan berpostur tubuh sedang. Tapi, kalau anda melihat saya barulah heran. hehehe. Karena saya sama sekali tidak mirip orang nias apa lagi orang taiwan. hehe. Padahal saya terlahir dari kedua ibu bapak yang bersuku nias asli tanpa blasteran suku manapun baik dari garis keturunan ayah maupun ibu. Saya malah lebih mirip orang jawa (haha, kata orang). Dan saya pun baru menyadarinya saat masuk kuliah, ketika dosen dan teman-teman saya melihat ada orang nias dengan ciri-ciri lain (haha). 

Secara umum, mayoritas orang nias beragama Nasrani, sedangkan umat Islam tidak mencapai 10%. Agama islam pertama kali masuk di pulau ini disebarkan oleh saudagar dari Aceh dan Minang. Itulah sebabnya adat istiadat orang nias yang beragama islam dan beragama nasrani sedikit berbeda, karena adat istiadat muslim nias adalah perpaduan antara adat istiadat Aceh dan Minang. Oh ya, di Nias ada sebuah gua bernama tegi ndrawa. Ini adalah nama salah satu gua yang terletak di Gunung Sitoli. Menurut info yang beredar, tegi ndrawa ini disebut-sebut sebagai guanya orang Islam di pulau Nias. Tegi itu artinya gua, dan ndrawa adalah sebutan untuk orang Islam. Cerita singkatnya sewaktu pertama kali orang Islam datang ke pulau Nias, di gua tersebutlah mereka tinggal. Jadi gua tersebut semacam rumah bagi mereka. Mereka tidur dan melakukan berbagai kegiatan sehari-hari di gua tersebut. Dari gua tersebutlah ajaran agama Islam menyebar di pulau Nias. Wallahu a'lam bishwab.

Nah, meskipun kami hidup di pulau yang mayoritas penduduknya Nasrani, kami hidup rukun dan damai. Belum pernah terjadi pertikaian antar agama di pulau ini walau upaya *******sasi itu tetap ada, Allah juga sudah mewanit-wanti dalam Al-Qur'an :).

Ada beberapa organisasi dan lembaga islam yang berkiprah di Nias seperti Dewan Da`wah Islamiyah Indonesia, Muhamadiyyah, Nahdatul Ulama, Pesantren Hidayatullah, Asia Muslim Charity Foundation, Al Azhar Peduli Indonesia, Al Wasliyah, Yayasan Peduli Muslim Nias (YPMN),  BKPRMI, HMI MPO, PMII, Pesantren Putri Ummi Kulsum, dan yang terbaru saat ini adalah PUSDAI Center (Pusat Dakwah Islam Nias) yang masih membuka cabang Pondok Pesantren untuk Putra dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Kualitas pemahaman agama umat islam di pulau Nias masih jauh dari harapan. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pemahaman agama, dan juga masih minimnya jumlah Da'i yang memiliki ghiroh menyebarkan dakwah di pulau ini. Begitupun dengan organisasi islam yang ada terkesan mati suri.

Namun, dengan berbagai tantangan yang ada justru harus dijadikan peluang untuk menggerakkan progresifitas dakwah, untuk menyadarkan dan memajukan umat Islam di pulau Nias.

Yang terpenting sekarang adalah menguatkan diri sendiri, keluarga dan kawan-kawan kader dakwah yang ada di pulau Nias. Menghimpun semangat dan membangkitkan ghiroh dakwah kembali di Pulau Nias. Sehingga, dengan jumlah yang minoritas tetap berkualitas. Semoga ramadhan kali ini menjadi momentum munculnya ghiroh dakwah di pulau Nias.
Doakan kami ya!!


to be continued :D


No comments on "Warna-warni Kehidupan Muslim di Pulau Ombo Batu"

Leave a Reply

Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat dan menginspirasi. Silahkan tinggalkan jejak anda di sini :D